MATAJAMBI.COM - Kata "oke" atau "OK" menjadi salah satu istilah paling universal yang digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia dalam berbagai konteks komunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Meski terkesan sederhana dan singkat, ternyata kata ini menyimpan sejarah panjang yang menarik serta penuh perdebatan.
Di era digital saat ini, kata "oke" menjadi bagian tak terpisahkan dari percakapan sehari-hari.
Mulai dari menyetujui sesuatu, menyatakan bahwa semuanya baik-baik saja, hingga merespons pertanyaan dengan cepat dan ringkas, kata "oke" menjadi jawaban serbaguna yang bisa berdiri sendiri tanpa penjelasan tambahan.
Baca Juga: Bupati Muaro Jambi Beri Kebebasan ASN Pilih Jabatan Lewat Aplikasi OKKA, Ini Tujuannya!
Dalam penggunaannya, "oke" bisa berfungsi sebagai kata kerja, kata sifat, hingga kata benda, tergantung konteks kalimatnya. Misalnya, dalam kalimat “Semua sudah oke”, kata tersebut bermakna bahwa segala sesuatunya telah berjalan sesuai harapan.
Namun, hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa kata tersebut sebenarnya merupakan bentuk singkatan dari frasa yang cukup unik dan tidak baku.
Banyak teori bermunculan mengenai asal-usul kata "oke". Sebagian mengaitkannya dengan bahasa suku asli Amerika yang menyebut "okeh" sebagai bentuk afirmasi. Teori lain menyebut bahwa istilah tersebut diambil dari nama produk makanan ringan, "Orrin Kendall", yang sempat populer di Amerika Serikat.
Namun, penelusuran yang paling kredibel datang dari pakar linguistik asal AS, Allen Walker Read.
Baca Juga: Punya Power Bank Lebih dari 20.000 mAh? Hati-Hati Dilarang Masuk Kabin Pesawat!
Dalam kajiannya yang terbit pada 1963 berjudul "The First Stage in the History of O.K.", Read mengungkap bahwa istilah "OK" pertama kali muncul dalam publikasi media cetak pada 23 Maret 1839.
Kala itu, harian Boston Post menuliskan "OK" dalam judul berita sebagai bagian dari tren penyingkatan kata yang sedang digemari kalangan muda di Amerika Serikat pada dekade 1830-an.
Saat itu, banyak singkatan nyeleneh bermunculan, seperti “NG” untuk “no go”, atau “SP” untuk “small potatoes”.
Nah, "OK" sendiri diyakini berasal dari plesetan lucu “oll korrect”, yang merupakan versi salah eja dari “all correct”. Dari sinilah kata tersebut perlahan mendapatkan tempat dalam bahasa sehari-hari.